-- Selamat Datang di Blog Saya --

w@ktU

Selasa, 21 Agustus 2007

"Tupac Shakur"

Waktu itu 16 Juni 1971. Di sebuah sudut pemukiman kumuh di Brooklyn, New York, william Garland terlihat gelisah di teras rumahnya. Sambil meremas-remas topinya, ia tak henti-hentinya berdoa pada Tuhan memohon berkah untuk sang istri yang tengah berjuang melahirkan putra pertamanya di dalam rumah. Lagi khusuknya berdoa, tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi memecah kesunyian malam. Kontan, William langsung terbangun dari doanya. Terburu-buru ia berlari masuk ke rumah untuk melihat keadaan anak dan istri tercinta.

Begitu pintu kamar terbuka, ia melihat istrinya, Alice Faye Williams, terbaring lemah. Senyum lebar terlihat menghias wajahnya yang tampak lelah. Di pangkuannya terbaring sesosok bayi gemuk yang sibuk meraung tak henti-henti. "Ini anakmu.Laki-laki!"Bilang Alice, lirih. Pelan tapi pasti, William mendekati istrinya itu dan mengangkat si bayi dari pangkuannya. "Aku namakan dia Lesane Parish Crooks," bilang Williams sambil tersenyum haru.

GantiNama

Ternyata, kebahagiaan yang terjadi di rumah kumuh itu nggak berlangsung lama. Cuma emang bulan setelah Lesane Parish lahir, William Garland pergi meninggalkan rumah. kata Alice, pria ini kabur gara-gara merasa tidak sanggup bertanggung jawab memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Maklum, selama ini William emang ga punya kerjaan tetap. Kepergian William jelas berpengaruh pada pila hidup Alice dan Lesane. Bagaimana tidak? sumber nafkah yang selama ini membiayai hidup mereka menghilang entah kemana. Buntutnya, hidup mereka berubah total. Dari dulu berkecukupan, akhirnya menjadi amat kekurangan alias miskin!.

Wajar kalau Alice marah besar sama sang suami. Saking marahnya, ia bertekad meninggalkan nama keluarga dan menggantinya jadi Shakur (bahasa Arab yang artinya "terima kasih pada Tuhan"). Biar lebih afdol, nama Lesane Parish Crooks yang diberikan Williams pada sang anak diganti jadi Tupac Amaru. Sebuah kata yang diambil dari bahasa indian Inca yang berarti "pelayan yang bersinar". Demi memperbaiki ekonomi keluarga, Alice bertekad bekerja keras dan mengumpulkan dollar demi dollar. Sayang, niatnya itu tidak bisa terwujud. Nggak ada satu orang pun yang berniat mempekerjakan seorang ibu muda yang selalu membawa bayinya ke tempat kerja. Tidak kunjung mendapat pemasukan membuat Alice dan Tupac bangkrut. Dengan berat hati mereka rela meniggalkan rumah kontrakannya di Brooklyn dan hidup menggelandang. Setiap hari yang mereka lakukan adalah mendatangi penampungan tuna wisma yang ada diseluruh penjuru New York guna mendapatkan sepiring nasi dan selimut untuk menahan dingin di waktu malam. [sampai berusia lima tahun, Tupac sempat pindah-pindah tempat tinggal sekitar 35 kali. Dua puluh diantaranya adalah likasi penampungan tuna wisma yang memuat sekitar 150 orang pengangguran setiap malamnya].

LanggananPenjara

Tumbuh di lingkungan yang "keras" membuat Tupac jadi sedikit "nakal". karena sering nggak punya duit, bocah cilik itu sering banget ngutil dari swalayan yang ada di sekitar wolayah Bronx, New York. Biasanya, barang-barang yang diambil tidak jauh-jauh dari permen. Maklum, waktu itu dia masih balita. Dia sering sekali tertangkap ketika beraksi. Karena keseringannya ngutil, dia harus rela menginap satu dua hari di kantor polisi setiap kali ke-gap.

Lucunya, ibundanya ga pernah marah. Dia malah bangga terhadap apa yang dilakukan Tupac. Kata ibunya,"wajar kalau kamu ngutil karena saya tidak punya duit. Dan masuk penjara gara-gara ngutil adalah bentuk penghargaan terhadap perjuangan penyamarataan hak" katanya dalam sebuah wawancara dengan majalah vibe. Setelah diusut-usut, ternyata ibunya juga berlangganan masuk penjara semasa mudanya. Alice yang kemudian mengganti namanya jadi Afeni, adalah anggota Black Phanter, sebuah organisasi kulit hitam yang sering melakukan teror di tempat-tempat umum di Amerika. Gara-gara terlibat dalam jaringan dengan organisasi tersebut, Afeni jadi sering diciduk karena dianggap bertanggung jawab terhadap beberapa kegiatan terorisme yang muncul di negeri Paman Sam.


written by ryo (Diambil dari Majalah Hai Edisi Februari 2004)



Tidak ada komentar: