-- Selamat Datang di Blog Saya --

w@ktU

Senin, 20 Agustus 2007

"Rhido Allah Tergantung Rhido Orang Tua"

-- 00ooRESENSIoo00 --

Buku ini dikarang oleh Syamsul Rijal Hamid, Penerbit Cahaya Salam-Bogor tahun 2003. Buku ini menguraikan tentang mengapa kita sebagai seorang anak harus berbakti kepada orang tua (di dalamnya terdapat dalil-dalil yang mendukung bahwa seorang anak harus berbakti kepada orang tua, bagaimana cara berbakti kepada orang tua, serta kiat-kiat mencetak anak yang berbakti kepada orang tua. Buku ini juga menceritakan kisah-kisah pedih anak yang durhaka pada orang tua dan kisah-kisah bahagia anak yang berbakti pada orang tua. Buku ini dapat dijadikan rujukan bagi kita untuk bagaimana selalu menghargai perjuangan orang tua dalam membimbing kita tanpa mengenal lelah.

Chapter I (Mengapa Kita Harus Berbakti PAda Ibu Bapak?)

1. Dalil Yang Mewajibkan Berbakti Kepada Orang Tua.
Dalam syariat Islam, berbakti kepada orang tua merupakan suatu kewajiban. Dengan demikian, setiap orang yang mengaku Islam harus berbakti kepada kedua Ibu-Bapaknya. Firma Allah SWT dalam surat An-Nisaa 36 yang artinya:"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu-bapak,karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. Kewajiban anak untuk berbakti kepada orang tua juga diungkapkan dalam hadist cukup populer, diantaranya: "Siapa yang mendapati kedua atau salah satu dari orang tuanya (dalam usia lanjut), tetapi dia tidak berusaha masuk surga (dengan merawat orang tuanya sebaik-baiknya)".

2. Cara Berbakti Kepada Orang Tua.
Berbakti kepada orang tua merupakan perintah dari Allah SWT dan amal yang dicintai-Nya, maka Allah menjanjikan pahala bagi yang melakukannya. Lalu apa yang haru s ktia lakukan agar menjadi anak yang berbakti pada orang tua? Banyak cara yang bisa kita lakukan. Ada 11 cara berbakti kepada Ibu-Bapak, diantaranya adalah:
a. Memandang orang tua dengan penuh rasa kasih sayang.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Isra 24 yang artinya: "Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah;"Wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
b. Mendengarkan nasihat orang tua dengan baik.
c. Bicara dengan orang tua secara sopan.
d. Meringankan pekerjaan rutin orang tua.
e. Menjaga nama baik orang tua di masyarakat.
f. Menggantikan kewajiban orang tua berhaji.
g. Menampung orang tua di rumah kita.
h. Berikan perhatikan kepada orang tua.
i. Bersedekah atas nama mereka.
j. Melaksanakan nacar dan membayar hutang orang tua.
k. Mendoakan dan melanjutkan hubungan baik dengan karib kerabat orang tua.

3. Surga di Bawah Telapak Kaki Ibu.
Dalam Islam ibulah yang dipandang lebih besar jasanya dalam mengasuh dan mendidik anak. Oleh karena itu, seorang ibu menduduki nomor satu untuk memperoleh penghormatan dan kebaktian dari anak-anaknya. Sesuai dengan Sabda Rasulullah SAW,
Abu hurairah ra. menuturkan, ada seorang lelaki menghadap Nabi Muhammad saw. Lalu ia bertanya,"Ya Rasulullah, siapakah dari keluargaku yang paling berhak dengan kebaktianku?"
Nabi Muhammad saw, menjawab, "Ibumu."
"Kemudian siapa?"
"Ibumu."
"Setelah itu siapa?"
"Ibumu."
"Dan siapa lagi?"
"Bapakmu." (H.R. Muslim)

Hadist tersebut di atas menjelaskan, bahwa kedudukan seorang ibu di mata anak lebih utama dibandding seorang bapak. Memang benar kita harus menghormati keduanya; ayah dan ibu. Namun penghormatan kita kepada ibu hruslah melebihi penghormatan kita kepada Bapak. Meskipun demikian, kita tidak boleh meremehkan bapak.
Begitu beratnya beban yang dipikul seorang Ibu mulai dari mengandung sampai membesarkan anak-anaknya, tidaklah mengherankan jika Allah SWT memberinya pahala yang besar sebagaimana yang dijelaskan dalam hadist berikut ini.

Salamah ra. mengemukakan, Muhammad Rasullah saw bersabda:"Apakah kamu tidak rela apabila kamu hamil dari suamimu yang mana ia rela kepadamu. Kamu akan memperoleh pahala sebagaimana pahala orang yang berpuasa dan pahala orang berjuang menegakkan agama Allah. Apabila suamimu mentalakmu, penghuni langit dan bumi tidak ada yang mengetahui terhadap rahasia yang kamu simpan. Apabila kamu melahirkan, maka kamu akan mendapatkan kebaikan dari seteguk air susumu. Jika kamu berjaga malam, maka bagimu pahala dari pahala memerdekakan tujuh puluh hamba sahaya untuk menegakkan agama Allah." (H.R. Thabrani dan Ibnu Asakir).

Selain memberikan pahala yang besar kepada seorang ibu, dan meninggikan kedudukannya dibandingkan kedudukan seorang ayah, Allah SWT juga tidak rela jika ada seorang anak yang menomorduakan ibunya setelah istrinya. Hal ini sesuai dengan hadist yang dipaparkan Rasulullah saw, "Wahai kaum Muhajirin dan kaum Anshar, barang siapa melebihkan istrinya di atass ibunya sendiri niscaya ia akan dilaknat oleh Allah SWT, par malaikat dan seluruh manusia. Allah tidak akan menerima usahanya dan keadilannya. Kecuali dia bertobat kepada Allah, berbuat baik kepada ibunya dan memohon radhonya. Rhido Allah itu bergantung pada rhidonya, dan murka Allah tergantung pada murkanya." (Al-hadist).

Dari uraian di atas, sudah sewajarnya jika seorang ibu memperoleh penghormatan yang lebih besar dari anak-anaknya dibandingkan dengan penghormatan yang diperoleh seorang bapak.

4. Perilaku Durhaka Kepada Orang Tua.
Durhaka kepada Ibu & Bapak tergolong dosa besar. Apabila seorang anak membantah nasihat kedua orang tuanya yang berkaitan erat dengan urusan agama, hal tersebut mempercepat turunnya azab Allah SWT kepadanya. Allah SWT berfirman:
"Dua orang yang berkata kepada dua orang ibu bapaknya, "Cis bagi kamu keduanya, apakah kamu keduanya memeperingatkan kepadaku bajwa aku akan dibangkitkan padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku?" Lalu kedua ibu bapaknya itu memohon pertolongan kepada Allah seraya mengatakan, "celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Allah adalah benar." Lalu dia berkata, "Ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang yang dahulu belaka". Mereka itulah orang-orang yang telah pasti ketetapan (azab0 atas mereka bersama umat-umat yang telah berlalu sebelum mereka dari jin dan manusia. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi."(QS. Al-Ahqaf 17-18).

Sanksi hukum terhadap orang yang durhaka kepada orang tua, selain berat juga diturunkan oleh Allah SWT sewaktu si pelakunya masih hidup di dunia. Rasulullah bersabda :"Semua dosa itu dibalas oleh Allah pada hari kiamat, kecuali dosa mendurhakai orangtuanya karena sesunggunhya Allah akan membalasnya ketika ia masih hidup". (H.R. Al-Hakim & Al-Ashbahani).

Perbuatan yang termasuk durhaka kepada ibu bapak, antara lain:
a. Berkata kasar baik disengaja maupun tidak.
b. Membuat sedih atau menyusahkan orang tua.
c. Membenci orang tua baik secara diam-diam maupun terang-terangan.
d. Mencaci orang tua baik secara langsung maupun tidak langsung.
e. Tidak mengakui jasa-jasa orang tua.

5. Kiat Mencetak Anak Yang Berbakti Kepada Orang Tua.
Suatu keinginan yang wajar dan masuk akal. Setiap orang tua menginginkan putra putrinya menjadi anak yang berbakti kepada orang tua. Pembinaan sejak dini wajib dilakukan oleh orang tua juga membekali anak-anak dengan berbagai macam ilmu serta memebrikan contoh konkrit. Beberapa tips mencetak anak berbakti kepada orang tua, diantaranya :
a. Tanamkan ajaran Islam sejak dini.
b. Perlakukan anak-anak seperti orang dewasa.
Jika anak sudah beranjak dewasa, perlakukanlah ia sebagai mana layaknya orang dewasa sebab ia sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Anggap anak seperti teman kita sendiri. Hormati dan hargailah hak-haknya.
c. Jalinlah komunikasi dengan anak-anak secara baik sejak dini.
d. Berilah contoh cara menghormati orang tua.
e. Jadilah filter bagi anak kita.
Orang tua harus bisa menjaga anak-anak dari pergaulan lingkungan yang kurang beradap. Jadi orang tua harus bisa menjadi penyaring bagi kehidupan pergaulan anak-anaknya.


Chapter II (Kisah-Kisah Pedih Anak Yang Durhaka Pada Orang Tua)
"Mengutuk Orang Tua Dikutuk Oleh ALLAH SWT"
Banyak sekali sebenarnya cerita-cerita yang dituangkan dalam buku ini.Namun Saya hanya melampirkan satu saja untuk para pembaca. Mudah2an cerita ini dapat kita merenung akan perbuatan yang telah kita lakukan kepada orang tua.
Awam bin Hausab mengisahkan, sautu waktu ada seekor ular turun di samping sebuah makam. Setelah Ashar. jebollah makam itu lalu keluar seorang lelaki berkepala khimar dan bertubuh manusia. Ia menjerit tiga kali, lantas kembali masuk dan menutuplah tanah makan itu. Pada saat yang bersamaan, lewatlah seorang wanita yang sudah sangat tua. Seorang wanita lain bertanya kepadaku (Awam bin Hausab), "Apakah engkau melihat seorang wanita tua?"."Ya,"jwababku."Ada apa dengannya?".
"Orang tua itulah ibu dari pemilik makam ini," tutur wanita itu sambil menunjuk makam yang baru saja membuka dan menutup kembali dengan sendirinya.
"Bagaimana kisahnya?"
Wanita itupun menuturkan,"Penghuni makam ini semasa hidupnya suka minum arak. Apabila ia akan pergi ibunya berpesan:"Hai anakku bertaqwalah kepada Allah.Sampai kapan engkau akan terus minum arak?". Anaknya itu menjawab dengan sinis:"Sungguh suaramu seperti suara khimar". Dan anak itu mati sesudah Ashar. Karenanya setiap sesudah waktu Ashar makam itu jebol lalu mejeritlah ia seperti khimar tiga kali, lantas menutup kembali".
Chapter III (Kisah-Kisah Bahagia Anak Yang Berbakti Pada ORang Tua)
"ALLAH SWT Menolong Anak Yang Bakti Pada Orang TUa"
Abdullah bin Umar ra. menceritakan, ia mendengar Rasulullah saw bersabda, bahwa telah pergi tiga golongan dari orang-orang sebelum kamu. Mereka menemukan sebuah gua tempat bermalam, dan mereka masuk ke dalamnya. Tiba-tiba sebuah batu besar jatuh menutup pintu gua, sehingga mereka terkurung di dalamnya.
"Tidak ada yang dapat melepaskan ktia dari bencana batu ini, melainkan apabila kita mendoakan kepada Allah SWT dengan amal salehmu,"kata salah seorang di antara mereka.
Mulailah salah seorang di antara mereka memanjatkan doa."Ya Allah, aku mempunyai ibu bapak yang sudah tua. Biasanya aku tidak mau memberi minum keluarga dan hamba sahayaku, sebelum keduanya selesai minum. Pada suatu hari aku pergi mencari sesuatu, dan beberapa waktu lamanya kemudian aku kembali kepada keduanya sehingga mereka tertidur. Lalu aku memerah susu untuk mereka, tetapi setelah selesai kudapati keduanya masih tidur. Aku tidak mau memberikan minuman itu kepada keluarga dan sahayaku, sebelum kedua orang tuaku itu minum lebih dulu. Lalu aku menunggu beliau berdua bangun dari tidurnya, sedangkan gelas susu tetap kupegang hingga keduanya bangun saat fajar telah menyingsing. Setelah mereka bangun, kuberikan minuman yang telah kusediakan itu.
Ya Allah, jika aku berbuat demikian benar-benar karena mencari ridho engkau, maka bukakanlah untuk kami batu itu dimana kami terkurung dalam gua ini karenanya".
Maka bergeserlah batu itu sedikit, namun mereka masih tidak dapat keluar dari gua. Selanjutnya Nabi menceritakan, bahwa temannya yang lain berdoa pula.
"Ya Allah,"doa yang kedua."Ada seorang gadis cantik yangsangat kucintai. Ia anak pamanku sendiri. Pada suatu waktu aku menginginkan (bercinta dengan) dirinya, tetapi ia menolak permintaaanku. Satu tahun kemudian, ketika menghadapi musim kemarau, ia datang kepadaku dan aku memeberikan kepadanya seratus dua puluh dinar supaya ia mau bersenang-senang denganku. Permintaan itu diturutinya. Namun sewaktu aku telah berduaan dengannya dan akan melampiaskan hajatku, ia mengingatkan:kularang kamu merusak kesucianku, karena itu aku tidak jadi menuruti nafsuku. Lalu aku pergi meninggalkannya, meski aku sangat mencintai dan menginginkannya. Dinar yang telah kuberikan kepadanya juga kutinggalakan semua untuknya.
Ya Allah, jika perbuatanku itu sesuai dengan keridhaan Engkau, bukakanlah batu ini untuk kami".
Batu itu bergeser lagi sedikit, tapi mereka belum bisa keluar juga. Kata Nabi Muhammad saw, oran ketiga pun berdoa.
"Ya Allah,"ucap orang terakhir."Aku pernah mengupah beberapa orang pekerja. Dan telah kubayar lunas upah mereka, kecuali hanya seorang karena ia pergi dan upah ditinggalkannya. Lalu kumanfaatkan upahnya itu untuk berusaha, sehingga membuahkan harta benda yang banyak. Beberapa tahun kemudian ia datang kepadaku, meminta upahnya yang belum kubayarkan dulu.
Aku katakan kepadanya, bahwa semua yng dilihatnya berupa unta, lembu, kambing dan biri-biri serta sahaya adalah upahnya. Ia katakan, "Hai hamba Allah,janganlah kamu mengolok-olok aku". Aku jawab:"Sunggu aku tidak mengolok-olok kamu". Maka diambilnya harta itu semuanya tanpa satupun yang ditinggalkannya.
Ya Allah, apabila yang demikian itu kulakukan semata-mata karena mencari ridha-Mu, mohon bikakanlah pintu gua ini untuk kami".
Untuk ketiga kali batu besar yang menutup pintu gua bergeser hingga terbuka lebih lebar lagi, dan pas untuk jalan keluar mereka bertiga.
Salah satu hikmah dari kisah ini adalah, bahwa orang yang berbakti kepada orang tua akan mendapatkan pertolongan dari Allah SWT dalam mengatasi kesulitan yang dihadapinya.

Tidak ada komentar: